Senin, 09 Januari 2017

Pada jaman dahulu

Adalah Sebuah negeri yang aman dan damai, buminya subur, kaya alamnya. Banyaklah negeri lain ingin menguasainya. Tentu tidak mudah bagi negeri lain untuk masuk, apalagi jika ingin menguasainya. Dikarenakan masyarakatnya amat tangguh dan punya kecintaan terhadap negeri mereka yang amat sangat luar biasa.
Oleh karena itu, Negeri-negeri lai itu mengirimkan mata-mata,  utk mengetahui dan mempelajari keadaan, guna mencari celah kelemahan dari negeri yang damai itu. Semua keadaan diamati, baik sisi pemerintahan, keamanan, kemeliteran, keadaan sosial masyarakatnya semua sisi dicermati. Sampai-sampai anak-anak bermainpun diperhatikan secara seksama, dimana tempat bermain dan apa yang menjadi mainan anak-anak tersebut.
Dilihatnya anak-anak bermain dihalaman Masjid. yang mengusik perhatian nya, dilihatnya ada anak-anak yang berbicara sendiri-sendiri, di dekatinya salah seorang anak tersebut dan bertanya ” mengapa berbicara sendiri-sendiri nak??…anak itu menjawab ” ini lagi menghafal ayat Qur’an pak, bukan bicara-bicara sendiri “. Kemudian simata-mata berjalan lagi, dilihatnya ada anak-anak bermain tembak-tembakan, tapi ada yang menarik perhatiannya dari anak-anak yang bermain ini. Dilihatnya seorang anak menangis sambil membongkar senjatanya ( senjata yang dibuat dari bambu dan pelurunya dari bunga jambu kalo saudara pembaca sempat bermain dengan itu berarti saudara sudah tua, hehehe ). Ntar dulu ya kawan-kawan! habis pula kopi digelas ini..buat kopi dulu!
Ok.. kopi dah siap dan sebatang rokok dah mengepul asapnya…ah mantap. Kita lanjut ceritanya. Kembali ke cerita diatas, simata-mata mendekati anak yang sedang menangis itu, lalu bertanya “mengapa menangis nak??” pura-pura ramah serta pura-pura perhatian, biasalah namanya juga pura-pura, seperti sekarang ini banyak juga yang suka pura-pura. Bah kok jadi lari ke pura-pura pulak, mungkin gegara seruput kopi dan hisap rokok begitu nikmatnya.
Kembali lagi ke cerita awal, mendapati pertanyaan itu, sianak tersebut menjawab ” ini ditembak gak kena-kena “. O o..di ulang aja lagi jangan nangis kata simata-mata. Mendengar jawaban si mata-mata, anak kecil itu menjawab sambil tangannya ngusap-ngusap airmatanya dan berkata si anak ” emang kalo perang musuh kasih kesempatan ngulang ???”…
Simata-mata terkejut sampai terdiam mendengar perkataan anak tersebut. Berputar isi kepala simata-mata dibuat oleh seorang anak yang sedang menangis. Simata-mata lalu bergumam “anak-anaknya aja begini, gimana lagi bapak-bapaknya” …ternyata negeri ini masih kuat gumam simata-mata.
Berlalu masa.
Beberapa tahun kemudian. Para negeri-negeri tidak mau menyerah untuk menguasai negeri yang damai itu. Mereka mengirimkan lagi mata-mata. Kali ini, suasana sudah berubah drastis. Para pejabat pemerintahan sudah banyak korupsi, gila dengan kekuasaan. Tidak ditemui lagi anak-anak bermain di Masjid. Malah sekarang ini, banyak di dijumpainya remaja lagi menangis. Kemudian ditanya ” mengapa menangis dik??..dijawab sekenanya sambil segugukan ” kekasihnya pergi tanpa pesan “. ( kalo ambil istilah sekarang banyak anak remaja yang lebay ).
Dengan melihat ini. Simata-mata langsung melaporkan berita ke negerinya bahwa keadaan ini menguntungkan untuk masuk, dan menyerang karena kelemahan sudah didepan mata.
Akhirnya, hancurlah negeri yang makmur itu luluh lantak dihancurkan oleh kekuatan negeri lain. Nama tinggal nama, cerita tinggal cerita. Seperti kopi yang didalam gelas dah habis bro!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar